Sebenarnya
kebiasaan menulis itu di mulai sudah sejak dulu ketika aku duduk di
bangku SMP, ketika almarhum abah-ku Nana
Ardina masih ada di dunia ini, dia adalah
ayah dari bapaku, guru bahasa inggris terbaiku, Sahabat satu kamarku,
and my best grandfather ever, lelaki paruh baya yang tegar setelah di
tinggal pergi istrinya terdahulu untuk selamanya, di tinggal mati
oleh ibu dari bapaku, dan dari abahkulah mengalir darah seni di dalam
diriku sampai saat ini . Singkat cerita ketika itu aku sempat
mengalami fase dimana aku lebih memilih sering berbaring di sofa
usang tempat duduk favorit abahku untuk menonton TV sambil memakan
cemilan kecil sampai akhirnya aku tertidur lelap disitu dan terbangun
ketika waktu menunjukan hampir pukul 6 sore atau ba’da magrib lalu
bergegas mandi, atau selalu bermain dengan teman-teman di daerah
sekitar rumahku sampai langit menuju senja.
Dia sering menggerutu kesal dan
menyuruh untuk tidak lagi menyia-nyiakan waktu dengan hanya
bermalas-malasan di tempat tidur namun aku acuh ketika itu karena
pemikiranku pada masa itu adalah hanya tidur, sekolah, dan bermain
setiap harinya dan seiring dengan itu selalu ada bisikan kata hati
yang berkata “alah waktu masih panjang ini” tanpa menghiraukan
nasehat, kemarahan, dan gerutuan abahku karena umurku yang masih
sangat kecil ketika itu. Namun setelah di penghujung sekolahku ketika
aku menginjak bangku SMK dan akan menghadapi ujian akhir Nasional
beberapa bulan lagi, Beliau menghembuskan nafas terakhirnya... guru
bahasa inggris terbaikku, sahabat sekamarku, kakek terbaiku sepanjang
masa yang selalu menggerutu jika aku hendak bermalas-malasan di
tempat tidur, dia meninggalkan aku dan seluruh keluargaku untuk
selamanya dengan iringan isak tangis yang tak merelakan dia untuk
pergi.
Baru setelah itu hati dan otaku
tersadar setelah kepergian beliau, nasehat dan gerutuannya tentang
“waktu” membuat
aku terngiang-ngiang akan satu hal tersebut. Sempat datang sebuah
semangat untuk melakukan yang terbaik di setiap apapun yang aku
lakukan, dan berusaha untuk tidak menyia-nyiakan waktu dengan hal-hal
yang tidak berguna. Namun seiring dengan hari libur panjang setelah
kelulusanku di SMK waktu itu, semangat itu hanya datang sebentar dan
fase malas pun kembali ke kehidupanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar